Kebaikan Yang Menularkan Kebaikan
Mutiara terpendam didasar laut akan menunjukkan kemilaunya ketika diterpa sinar mentari. Begitu juga pribadi yang baik hati, akan bersinar ketika teruji melalui tindakan nyata. Pertanyaan bagi kita, ditengah berbagai kesempatan baik yang kita miliki, apakah kita dapat memancarkan mutiara kebaikan hati kepada orang lain?
Modal kecil untung besar. Mungkin jargon bisnis ini tepat diberikan kepada seorang pensiunan di Jerman.
Modal kecil untung besar. Mungkin jargon bisnis ini tepat diberikan kepada seorang pensiunan di Jerman.
Pensiunan ini hanya bermodal uang 6 Euro atau Rp 61.000 untuk membeli daging, tapi justru memperoleh sekantong uang senilai 2000 euro atau Rp24.700.000,- Beruntung sekali bukan?
Seorang karyawan memberikan kantongan daging yang salah kepada pensiunan ini. Ternyata kantongan yang diberikannya justru adalah sekantong uang senilai 2000 euro.
Sang pemilik toko memang punya kebiasaan menyimpan uang di dalam kantongan plastik. Dan bungkusan daging, eh bukan, bungkusan uang ini ditaruh di dekat mesin kasir. Salah ambil deh jadinya.
Tapi sang pensiunan yang tinggal di kota Braunschweig, Berlin, Jerman ini, benar-benar pribadi yang baik hati. Bukannya memanfaatkan kesalahan, melainkan justru memberitahukan adanya kekeliruan.
Sang pensiunan yang baik hati, segera melaporkan kejadian ke kepolisian setempat, karena toko daging langganannya sudah tutup hari itu. Kantongan daging berisi uang itupun dikembalikan kepada pemiliknya.
Sang pemilik toko sungguh sangat tergugah dengan sang pelanggan yang sangat baik hati ini. Sebagai ungkapan terimakasihnya, sang pemilik toko inipun menghadiahi uang senilai 100 euro atau Rp 1.200.000,- kepada sang pengsiunan. Hadiah uang ini bahkan masih ditambah dengan tambahan sekeranjang sosis. (diolah dari sumber: Kompas Cetak)
Saripati
Pribadi yang baik hati bukan hanya tahu tentang baik dan salah, tetapi menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Ingat, kebaikan hati pasti mendapatkan balasan yang pantas dengan kebaikan hati pula.
Sebagaimana sang pensiunan ini mengembalikan apa yang bukan menjadi haknya. Pernahkah kita memberikan atau mengembalikan sesuatu yang sesungguhnya bukan milik kita? (Penulis: Bertinus Sijabat-Yogyakarta)
0 Comments: