“Cinta Sejati Tak Pernah Mati”

Mary Lyness (81) dan John Akings (81), sungguh-sungguh mengalami betapa  cinta sejati memang tak pernah mati. Bagaikan kisah cinta dari negeri dongeng, keduanya membuktikan betapa cinta pertama yang mereka miliki juga adalah cinta abadi yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.

Bertemu pertama kali pada usia tujuh  tahun, lalu  berpisah pada usia lima belas  tahun, dua sejoli ini kemudian bertemu kembali setelah usia mereka sama-sama delapan puluh satu tahun. Dan ternyata, keduanya masih memiliki rasa cinta sejati seorang terhadap yang lainnya.

Pertemuan itu benar-benar membuat keduanya tidak mau berpisah lagi satu sama lain, sehingga keduanya memutuskan untuk meresmikan hubungan cinta sejati itu dalam ikatan pernikahan. Akhirnya, keduanya menikah di sebuah gereja di Keighley,  West Yorkshire, Inggris, Sabtu 17 September 2011 dalam suasana penuh kebahagiaan.  (Diolah dari Sumber:pikiran-rakyat.com)

Saripati


Memang, menjaga agar cinta itu tetap berkobar bukanlah pekerjaan mudah. Tapi mengupayakan cinta sejati juga bukanlah merupakan hal yang  mustahil bukan? Cinta sejati dapat memberi kita kekuatan untuk terus bertahan meski keadaan berjalan  tidak sesuai harapan. Pertanyaannya adalah masihkah kita memelihara cinta sejati kita kepada Tuhan dan orang-orang terdekat kita sehingga tetap berkobar-kobar seperti kasih mula-mula? (Penulis: Bertinus Sijabat)

“Denda bagi Makanan Yang Tidak Habis Dimakan”


Pertanyaan bagi para pejuang kehidupan  yang bekerja keras untuk mendapat makanan adalah “apa makan kita?” Sementara pertanyaan klasik bagi penikmat makanan yang berkelimpahan harta justru adalah “makan apa kita?”

Dimana posisi anda saat ini? Apakah anda sedang menghadapi  kesulitan hidup  dan sedang berjuang untuk menafkahi keluarga atau justru sedang berpetualang mencari sensasi dan  jenis makanan baru? 

Jika anda sedang berjuang menghidupi keluarga maka selamat berjuang bagi anda....! Tetapi jika anda justru sedang berpetualang menikmati jenis makanan apa lagi yang ada, maka anda perlu merenungkan kebijakan Fahad Al Anezi, pemilik restoran Marmar di kota Dammam, Arab Saudi.

Fahad Al Anezi resah setelah mengalami betapa banyaknya makanan yang terbuang oleh karena tidak dihabiskan oleh para pelanggannya. Menurutnya, pelanggannya banyak yang memesan makanan hanya untuk gengsi, pamer dan meningkatkan status sosialnya.

Keadaan inilah yang akhirnya mendorong Fahad Al Anezi untuk membuat aturan baru yaitu denda bagi orang yang tidak menghabiskan makanan di restoran miliknya. Jadi jika anda tidak menghabiskan makanan anda, siap-siaplah mendapat tagihan baru sesuai dengan jumlah makanan yang tidak anda habiskan. (diolah dari sumber: okezone.com)

Saripati

Apakah motifasi dasar anda ketika makan? Untuk pamer, gengsi, meningkatkan status atau untuk kelangsungan hidup dan menjaga kesehatan? Makan yang egois adalah makan untuk diri sendiri, makan untuk gengsi dan pamer. Tentu makan dengan konsep egoisme ini tidak membawa kemuliaan bagi Tuhan. (Penulis: Bertinus Sijabat)


“Anak Yang Tidak Diinginkan”

Apakah arti sebuah nama bagi anda secara pribadi? Jika nama anda adalah nama yang lazim, nama yang baik dan memiliki arti yang istimewa maka tentu anda tidak akan pernah mengalami persoalan berarti dengan nama diri. Tapi bagaimana jika nama anda  adalah nama yang tidak lazim, nama yang berarti sial, buruk dan nama yang berarti menyakitkan?

“Mengubah Tangisan Menjadi Tarian”

Apakah semua duka harus tetap menjadi duka, dan tangisan akan tetap menjadi tangisan? Dibalik mendung hitam ada sinar pelangi yang bersinar menghiasi cakrawala. Siapkah kita menyambut hari-hari penuh kebahagiaan itu?

Bagaimana caranya mengubah kesedihan menjadi kesukaan dan tarian yang menjadikan kehidupan semakin indah? Pengalaman pahit yang dialami Isebelle atas kematian suaminya dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menyikapi permasalahan hidup.

Jeff Wingrove, seorang mantan atlet marathon,  meninggal dunia setelah seorang dokter umum salah mendiagnosa penyakit yang sedang dideritanya. Hanya berdasarkan komunikasi per telepon, sang dokter  langsung memutuskan bahwa Jeff menderita vertigo dan segera memberi  resep obat mabuk.

Padahal penyakit yang  diderita Jeff sesungguhnya adalah penyakit stroke berat.  Akibatnya  tentu sangat fatal. Dua hari setelah salah diagnosa dan salah obat, Jeff kemudian meninggal dunia dalam usia 48 tahun.

Meski mengalami kekecewaan berat atas kesalahan diagnosa yang mengakibatkan kematian suaminya, Isabelle tetap berusaha tegar menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. Dengan  keyakinan yang teguh, ia mengambil keputusan untuk mendonorkan organ tubuh suaminya sehingga dapat menyelamatkan lima nyawa yang sedang kritis.

Pasca kematiannya, jantung Jeff diberikan pada seorang pria berusia 19 tahun, dua paru-parunya didonorkan untuk pria berusia 53 tahun, hati untuk pria berusia 50 tahun, pankreas untuk wanita berusia 35 tahun dan ginjalnya untuk seorang wanita berusia 35 tahun yang lain.  (Diolah dari sumber: detik.com)

Saripati Kehidupan

Marah, kesal, sedih berbaur menjadi satu didalam diri Isabelle. Tapi apakah dengan mengekspos semua emosinya terus menerus dapat mengubah kenyataan sehingga sang suami yang sudah meninggal dapat hidup kembali?


Tentu, tidak adil untuk membela kesalahan dokter Francisca Ogunbiyi yang bekerja  Mid Essex Hospital Services NHS Trust, yang tidak mau datang berkunjung ke rumah Isabelle sehingga dapat melakukan diagnosa yang lebih baik. Dan juga, tentu tidak akan mengubah keadaan jika kita juga terus menerus menyalahkan orang lain atas semua masalah yang kita hadapi. Mari belajar mengubah tangisan menjadi tarian.(Penulis: Bertinus Sijabat)


“Doa Mampu Mengubah Keadaan”


Doa dapat mengubah yang tidak mungkin menjadi pasti, yang tidak ada harapan menjadi nyata, dan yang tidak ada bahkan menjadi ada. Jika kita datang duduk bertelut dan menumpahkan semua beban pergumulan kita di hadapanNya, masakan Tuhan tidak melangkah turun dari tahta-Nya dengan pertolongan yang dahsyat?

Peningkatan tingkat kejahatan dari 26 persen di tahun 2007, menjadi 40 persen benar-benar menguras perhatian Inspektur Polisi Roger Bartlett. Sang polisi berusaha mencari berbagai macam cara agar  bisa menemukan solusi praktis yang dapat menyelesaikan persoalan ini.

Kemudian Inspektur Roger Bartlett, sang Pemimpin Asosiasi Polisi Kristen (Christian Police Association) Inggris ini,  memutuskan untuk mengembangkan doa sebagai jawaban untuk dapat mengatasi peningkatan kejahatan ini. 

Gerakan Roger Bartlett ini dimulai dengan menggelar pertemuan bersama dengan warga setempat. Dalam pertemuan ini, Roger Bartlett, menyatakan harapannya  agar para warga bersedia berdoa bersama bagi para polisi. Dan warga setempat menyatakan dukungannya pada gerakan ini, dengan kesediaan untuk berdoa.

Hasil doanya?  Kecelakaan fatal di jalanan wilayah Devon Utara menurun dari 97 kasus menjadi hanya 32 kasus dalam setahun. Tingkat kejahatan berkurang dan tingkat keselamatan nyawa meningkat.

Meski tetap banyak pihak yang skeptis dan menganggap hasil itu adalah suatu kebetulan saja, tetapi Roger Bartlett tetap yakin bahwa keadaan itu terjadi karena hasil doa.

Menurut Roger Barlett,”Dari  pengalaman saya, semakin banyak saya berdoa, semakin banyak kebetulan (baik) yang saya lihat." Nah, apakah anda masih berani mengabaikan kuasa doa?  (Diolah dari sumber: Okezone.com)

Saripati Kehidupan

Doa adalah nafas hidup orang percaya. Tanpa doa hidup serasa biasa saja, tetapi dengan doa hidup dapat menjadi luar biasa.

Pertanyaannya, masihkah kita berdoa ketika  badai permasalahan datang silih berganti dalam kehidupan kita?  Apakah kita mendekap Tuhan dalam doa penuh linangan air mata atau justru kita  malah berusaha melarikan diri dari pertolongan Tuhan? (Penulis: Bertinus Sijabat)

“Kematian Sang Gadis Bijak Yang Tidak Sia-sia”

Apakah artinya kehidupan yang sia-sia? Sia-sia berarti tidak berfungsi, tidak bermanfaat atau tidak termanfaatkan dengan baik. Keadaan sia-sia menunjukkan sesuatu atau seseorang tidak menjalani hidup sesuai dengan fungi maupun tujuan keberadaannya.

Sadar kematiannya sudah dekat, Laura Greenway memutuskan untuk mendaftarkan diri mendonorkan organ tubuhnya. Niat mulia ini didasari kerinduan agar orang lain tidak harus mengalami penderitaan  sebagaimana yang dialaminya.

Laura Greenway,  seorang gadis asal Inggris, harus berjuang selama empat tahun untuk  mengatasi gangguan penyakit para-paru langka yang sulit disembuhkan. Setelah mengalami masa sulit yang tidak terperikan, dan setelah kegagalan operasi pemasangan paru-paru buatan, akhirnya Laura Greenway meninggal.

Luar biasanya, kematian Laura Greenway pada usia delapan belas tahun sangat  tidak sia-sia. Justru dengan kematiannya, tiga nyawa lain berhasil diselamatkan karena donor organ tubuhnya. Pasca kematiannya, para dokter berhasil mengangkat hati, ginjal dan pankreasnya, untuk menolong  tiga pasien yang sedang kritis.  (Diolah dari sumber: Vivanews.com)

Saripati Kehidupan

Ketika kematian ternyata dapat memberikan efek positif bagi kehidupan, bukankah kehidupan seharusnya lebih berdaya dahsyat lagi bagi kehidupan?  Jika selama dalam penderitaan kita masih bisa memikirkan kebahagiaan orang lain, bukankah seharusnya kebahagiaan kita lebih mampu lagi membahagiakan orang lain? (Penulis  Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

“Tanpa Lelah Mengejar Cita”

Impian yang terindah adalah impian yang selalu mengusik hasrat kita untuk senantiasa berusaha mewujudkannya. Bagaikan panggilan jiwa yang senantiasa memanggil-manggil dengan seruan yang indah untuk didengar. Sebelum kita benar-benar merealisasikannya, maka seakan-akan ada hal yang kurang dalam hidup kita.

Clarence Garrett, akhirnya diwisuda ketika meraih gelar D3 di usia 87 tahun. Gelar ini diperolehnya dari Universitas Wisconsin-Milwaukee (UMW), Amerika Serikat (AS).