Apakah arti sebuah nama bagi anda secara pribadi? Jika nama anda adalah nama yang lazim, nama yang baik dan memiliki arti yang istimewa maka tentu anda tidak akan pernah mengalami persoalan berarti dengan nama diri. Tapi bagaimana jika nama anda adalah nama yang tidak lazim, nama yang berarti sial, buruk dan nama yang berarti menyakitkan?
Apakah semua duka harus
tetap menjadi duka, dan tangisan akan tetap menjadi tangisan? Dibalik mendung
hitam ada sinar pelangi yang bersinar menghiasi cakrawala. Siapkah kita
menyambut hari-hari penuh kebahagiaan itu?
Bagaimana caranya
mengubah kesedihan menjadi kesukaan dan tarian yang menjadikan kehidupan
semakin indah? Pengalaman pahit yang dialami Isebelle atas kematian suaminya
dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menyikapi permasalahan hidup.
Jeff Wingrove, seorang
mantan atlet marathon, meninggal dunia setelah seorang dokter umum salah
mendiagnosa penyakit yang sedang dideritanya. Hanya berdasarkan komunikasi per
telepon, sang dokter langsung memutuskan bahwa Jeff menderita vertigo dan
segera memberi resep obat mabuk.
Padahal penyakit
yang diderita Jeff sesungguhnya adalah penyakit stroke berat.
Akibatnya tentu sangat fatal. Dua hari setelah salah diagnosa dan salah obat,
Jeff kemudian meninggal dunia dalam usia 48 tahun.
Meski mengalami
kekecewaan berat atas kesalahan diagnosa yang mengakibatkan kematian suaminya,
Isabelle tetap berusaha tegar menghadapi masalah yang sedang dihadapinya.
Dengan keyakinan yang teguh, ia mengambil keputusan untuk mendonorkan
organ tubuh suaminya sehingga dapat menyelamatkan lima nyawa yang sedang
kritis.
Pasca kematiannya, jantung Jeff diberikan pada
seorang pria berusia 19 tahun, dua paru-parunya didonorkan untuk pria berusia
53 tahun, hati untuk pria berusia 50 tahun, pankreas untuk wanita berusia 35
tahun dan ginjalnya untuk seorang wanita berusia 35 tahun yang lain.
(Diolah dari sumber: detik.com)
Saripati Kehidupan
Marah, kesal, sedih
berbaur menjadi satu didalam diri Isabelle. Tapi apakah dengan mengekspos semua
emosinya terus menerus dapat mengubah kenyataan sehingga sang suami yang sudah
meninggal dapat hidup kembali?
Tentu, tidak adil untuk
membela kesalahan dokter Francisca Ogunbiyi yang bekerja Mid Essex
Hospital Services NHS Trust, yang tidak mau datang berkunjung ke rumah Isabelle
sehingga dapat melakukan diagnosa yang lebih baik. Dan juga, tentu tidak akan
mengubah keadaan jika kita juga terus menerus menyalahkan orang lain atas semua
masalah yang kita hadapi. Mari belajar mengubah tangisan menjadi
tarian.(Penulis: Bertinus Sijabat)
Doa dapat mengubah yang
tidak mungkin menjadi pasti, yang tidak ada harapan menjadi nyata, dan yang
tidak ada bahkan menjadi ada. Jika kita datang duduk bertelut dan menumpahkan
semua beban pergumulan kita di hadapanNya, masakan Tuhan tidak melangkah turun
dari tahta-Nya dengan pertolongan yang dahsyat?
Peningkatan tingkat
kejahatan dari 26 persen di tahun 2007, menjadi 40 persen benar-benar menguras
perhatian Inspektur Polisi Roger Bartlett. Sang polisi berusaha mencari
berbagai macam cara agar bisa menemukan solusi praktis yang dapat
menyelesaikan persoalan ini.
Kemudian Inspektur Roger
Bartlett, sang Pemimpin Asosiasi Polisi Kristen (Christian Police Association)
Inggris ini, memutuskan untuk mengembangkan doa sebagai jawaban untuk
dapat mengatasi peningkatan kejahatan ini.
Gerakan Roger Bartlett
ini dimulai dengan menggelar pertemuan bersama dengan warga
setempat. Dalam pertemuan ini, Roger Bartlett, menyatakan harapannya agar para warga bersedia berdoa bersama bagi
para polisi. Dan warga setempat menyatakan dukungannya pada gerakan ini, dengan
kesediaan untuk berdoa.
Hasil doanya?
Kecelakaan fatal di jalanan wilayah Devon Utara menurun dari 97 kasus menjadi
hanya 32 kasus dalam setahun. Tingkat kejahatan berkurang dan tingkat
keselamatan nyawa meningkat.
Meski tetap banyak pihak
yang skeptis dan menganggap hasil itu adalah suatu kebetulan saja, tetapi Roger
Bartlett tetap yakin bahwa keadaan itu terjadi karena hasil doa.
Menurut Roger
Barlett,”Dari pengalaman saya, semakin banyak saya berdoa,
semakin banyak kebetulan (baik) yang saya lihat." Nah, apakah anda masih berani mengabaikan kuasa doa?
(Diolah dari sumber: Okezone.com)
Saripati Kehidupan
Doa adalah nafas hidup
orang percaya. Tanpa doa hidup serasa biasa saja, tetapi dengan doa hidup dapat
menjadi luar biasa.
Pertanyaannya, masihkah
kita berdoa ketika badai permasalahan datang silih berganti dalam
kehidupan kita? Apakah kita mendekap Tuhan dalam doa penuh linangan air
mata atau justru kita malah berusaha melarikan diri dari pertolongan
Tuhan? (Penulis: Bertinus Sijabat)
Apakah artinya kehidupan yang sia-sia? Sia-sia berarti tidak berfungsi, tidak bermanfaat atau tidak termanfaatkan dengan baik. Keadaan sia-sia menunjukkan sesuatu atau seseorang tidak menjalani hidup sesuai dengan fungi maupun tujuan keberadaannya.
Sadar kematiannya sudah dekat, Laura Greenway memutuskan untuk mendaftarkan diri mendonorkan organ tubuhnya. Niat mulia ini didasari kerinduan agar orang lain tidak harus mengalami penderitaan sebagaimana yang dialaminya.
Laura Greenway, seorang gadis asal Inggris, harus berjuang selama empat tahun untuk mengatasi gangguan penyakit para-paru langka yang sulit disembuhkan. Setelah mengalami masa sulit yang tidak terperikan, dan setelah kegagalan operasi pemasangan paru-paru buatan, akhirnya Laura Greenway meninggal.
Luar biasanya, kematian Laura Greenway pada usia delapan belas tahun sangat tidak sia-sia. Justru dengan kematiannya, tiga nyawa lain berhasil diselamatkan karena donor organ tubuhnya. Pasca kematiannya, para dokter berhasil mengangkat hati, ginjal dan pankreasnya, untuk menolong tiga pasien yang sedang kritis. (Diolah dari sumber: Vivanews.com)
Saripati Kehidupan
Ketika kematian ternyata dapat memberikan efek positif bagi kehidupan, bukankah kehidupan seharusnya lebih berdaya dahsyat lagi bagi kehidupan? Jika selama dalam penderitaan kita masih bisa memikirkan kebahagiaan orang lain, bukankah seharusnya kebahagiaan kita lebih mampu lagi membahagiakan orang lain? (Penulis Bertinus Sijabat-Yogyakarta)
Impian yang terindah adalah impian yang selalu mengusik hasrat kita untuk senantiasa berusaha mewujudkannya. Bagaikan panggilan jiwa yang senantiasa memanggil-manggil dengan seruan yang indah untuk didengar. Sebelum kita benar-benar merealisasikannya, maka seakan-akan ada hal yang kurang dalam hidup kita.
Clarence Garrett, akhirnya diwisuda ketika meraih gelar D3 di usia 87 tahun. Gelar ini diperolehnya dari Universitas Wisconsin-Milwaukee (UMW), Amerika Serikat (AS).